Just another WordPress.com site

Archive for the ‘Kepolisian’ Category

>Gadis SMA Dipaksa Telanjang, Diinterogasi Sambil Digerayangi

>

Malang sekali gadis SMA yang satu ini, dia mendapatkan pelecehan seksual dari SPK. Berikut artikel lengkapnya dari kompas!
Jajaran Polres Gresik tercoreng oleh ulah seorang anggotanya, Briptu GWK, yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di Mapolsek Dukun. Polisi muda itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap Maya (nama samaran), gadis berusia 16 tahun yang juga siswi sebuah SMA di Dukun.

Akibat dugaan pelecehan seksual itu, kini Maya menjadi pendiam dan bahkan traumatik apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalinya. Sementara itu, oknum polisi tersebut kini sedang diperiksa di Mapolres Gresik.
Informasi yang dikumpulkan Surya menyebutkan, kasus ini bermula ketika korban tengah berpacaran dengan kekasihnya di pertigaan Desa Petiyen, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, pada malam akhir pekan lalu. Tiba-tiba keduanya dikagetkan dengan kedatangan anggota kepolisian yang tengah patroli.
Sejoli itu lantas dibawa ke Mapolsek Dukun untuk dimintai keterangan. Semula, pemeriksaan berjalan wajar. Saat Briptu GWK datang, ia langsung meminta Maya untuk melucuti pakaiannya.
Karena diperintah polisi berpakaian seragam, korban takut dan menuruti saja sampai akhirnya ia hanya mengenakan pakaian dalam di hadapan oknum polisi tersebut. Melihat tubuh molek, oknum polisi itu lalu mendekat dan menggerayangi bagian vital tubuh korban.
Puas menggerayangi, oknum petugas itu akhirnya melepaskan kedua remaja tersebut karena tidak memiliki landasan hukum untuk menahan keduanya. Begitu sampai di rumah, korban yang semula periang itu berubah menjadi pendiam. Demikian juga saat di sekolah. Korban selalu menghindar bergaul, terutama dengan teman lelakinya.
Tingkah laku korban ini akhirnya diketahui teman-temannya. Tampaknya karena tidak kuat menahan beban psikologis, korban kemudian menceritakan kasus yang dialaminya. Cerita korban inilah, yang lantas menyebar luas ke masyarakat.
Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gresik, Nur Khosiah, membenarkan adanya kabar tentang kejadian itu. Namun, dia belum menerima laporan secara resmi dan permintaan bantuan pendampingan yang diajukan korban maupun keluarganya.
Secara lisan, mereka (korban) memang sudah menghubungi kami, namun pemberitahuan tertulis belum kami terima. Mereka berjanji datang hari ini (kemarin, Red) ke tempat kami. Jika sudah kami terima, kami akan laporkan kasus ini ke Polres Gresik, kata Nur Khosiah melalui telepon selulernya, Jumat (5/3/2010).
Ketika dihubungi Surya, Kapolres Gresik, AKBP Rinto Djatmono membenarkan, adanya kasus yang menyangkut anggotanya. “Yang bersangkutan sekarang tengah diperiksa Unit P3D (Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin), ujarnya.
Kapolres menambahkan, korban juga diperiksa di unit P2A (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satuan Reskrim Polres Gresik, Jumat (5/3) malam.
Meski pemeriksaan terhadap anggotanya belum tuntas, namun mantan Kapolres Nabire, Papua, ini sudah bisa mengungkapkan bahwa kejadian bermula ketika korban dan kekasihnya berpacaran di sebuah jalan di Desa Petiyen, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Saat itu, keduanya dipergoki petugas dari Polsek Solokuro yang tengah patroli kawasan di perbatasan Gresik-Lamongan tersebut.
Setelah sempat diperiksa di tempat, akhirnya keduanya diserahkan ke Polsek Dukun karena keduanya tercatat sebagai warga Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Tatkala diperiksa di Mapolsek Dukun inilah, ujar kapolres, anggotanya diduga melakukan perbuatan yang melecehkan tersebut.
Kendati Briptu GWK diperiksa, namun yang bersangkutan belum ditahan. Sebab, tahanan yang merupakan sanksi itu, baru dikenakan setelah yang bersangkutan secara resmi dinyatakan bersalah dalam sidang hukuman disiplin (kumplin).
Sidang kumplin baru akan digelar setelah berkas perkaranya selesai,” tambah Rinto Djatmono. Mengenai sanksi terhadap anggotanya itu, kapolres yang alumnus Akpol 1991 itu memastikan ada tindakan tegas, tergantung derajat kesalahannya.
Nanti akan kita lihat hasil pemeriksaan. Sanksi yang dijatuhkan akan didasarkan pada kesalahan yang dibuat, tukas AKBP Rinto Djatmono.

>Pengendara Motor Di Keroyok Polisi Gara Gara Menegor Polisi Yang Membawa Motor Sambil SMSan

>

Seorang warga negara Indonesia, sekaligus pengendara motor yang di maksudkan adalaha Mashono Rio Kertonegoro (21) warga Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang dimana pada Sabtu (21/8) menjadi korban pengeroyokan delapan orang oknum polisi hingga harus rawat inap di Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta.

Pengeroyokan tersebut dilakukan sekitar lima hingga delapan polisi lalu lintas, setelah sebelumnya mengingatkan seorang polisi agar tidak mengendarai sepeda motor sambil ber-SMS
Menurut Mashono, kejadian tersebut bermula saat dirinya melintas di Jalan Wonosari KM 12,5 tepatnya di sekitar Tegalyoso, Sitimulyo Piyungan. Dari arah yang berlawanan tiba-tiba dikejutkan seorang polisi yang mengendarai sepedamotor sambil beraktivitas dengan telepon genggamnya hingga dirinya terpepet dan hampir terjatuh dari kendarannya.
“Saya terpepet dan polisi tersebut sepertinya tidak sadar dengan apa yang dilakukan, sehingga saya kemudian meminta agar dia tidak berkendara sambil ber-SMS,” katanya.
Ia mengatakan, mendapat teguran darinya, oknum polisi tersebut mencoba untuk mengelak dan mengatakan bahwa dia tidak ber-SMS, melainkan hanya melihat tanda waktu yang ada di telepon genggam.
“Pernyataan tersebut saya bantah karena oknum polisi tersebut jelas memakai jam tangan, jadi tidak cukup alasan jika hanya untuk melihat waktu,” Kata Mashono kemudian.
Mashono mengatakan, bantahan darinya tersebut membuat oknum polisi marah dan mulai emosi. Karena oknum polisi itu justru marah-marah maka Mashono kemudian mengancam akan melapor ke atasannya.
Dan kebetulan tidak jauh dari tempat kejadian itu Satlantas Polres Bantul sedang menggelar razia kendaraan bermotor dari arah berlawanan dan polisi yang diingatkan tersebut ternyata juga merupakan bagian dari petugas yang tengah melakukan razia.
“Saya kemudian mendatangi seorang perwira polisi berpangkat inspektur polisi dua (Ipda) yang tampak memimpin razia. Saya menyadari sepenuhnya bahwa berkendara sambil ber-SMS itu sangat membahayakan pengendara lainnya. Untuk itu, pimpinannya harus saya beritahu. Apalagi saya juga nyaris terjatuh gara-gara perbuatan itu,” ungkap Mashono.
Kepada perwira tersebut, Mashono kemudian mengatakan bahwa tindakan polisi yang berkendara sambil ber-SMS itu melanggar UU No 2 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas.
“Saya juga mengatakan kalau polisi tersebut tidak bisa beralasan melihat jam, sebab ditangannya sudah ada jam tangan,” katanya.
Mashono mengatakan, entah kenapa tiba-tiba, polisi yang ber-SMS sambil berkendara ini kemudian memegang tangannya dan kemudian mendorongnya.
“Saat ada yang berbuat kasar, saya meminta kepada perwira itu agar anak buahnya tidak kasar terhadap masyarakat. Namun perwira tersebut justru terlihat diam saja dan saya kembali dipukul dari belakang,” katanya.
Bahkan setelah itu, sejumlah polisi juga melakukan pemukulan dari belakang sampai beberapa kali. “Setelah mendapatkan beberapa kali pukulan akhirnya saya ambruk dan perwira polisi tersebut baru melerai,”
Sekarang Kita bisa lihat BEGINIKAH SIKAP DAN MORAL POLISI INDONESIA????
Kalian saja yang menjawab..!!!
Kita Lhat Saja Besok, Apakah Polisi Itu Akan Dihukum Atau Tidak…

>Kapolri Sakit, Setelah Menangkap Ustadz Abu B Baasyir ??

>

Staf Khusus Kapolri, Kastorius Sinaga, membantah semua rumor yang menyebutkan bahwa Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dipanggil ke Istana, Cikeas, atau alasan-alasan yang berkembang tempo hari sehingga sertijab 9 Kapolda ditunda. Ternyata, setelah penangkapan terhadap Abu Bakar Ba’asyir, Kapolri jatuh sakit.
“Tidak benar rumor itu. Pukul 17.40, Bapak Kapolri menelepon saya dan mengabarkan dia sedang sakit di rumah dinas,” ucap Kastorius Sinaga, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
“Pak Kasto, saya ini sedang di rumah dinas. Saya sakit,” demikian Kapolri seperti diceritakan Kastorius. Lalu Kastorius bertanya,” Sakit apa, Pak? Saat ini banyak rumor yang tak jelas menyangkut diri Pak Kapolri.”
Kapolri menjawab, “Biasa, saya kecapaian. Saya merasa mual dan pusing sehingga saya tidak bisa menghadiri acara sertijab.”
Kastorius bertanya lagi, “Ada rumor Pak Kapolri dipanggil atasan, Pak Presiden ke Istana. Bagaimana, Pak?”

Bambang Hendarso kemudian membantah hal itu kepada Kastorius. Ia juga membantah penjelasan Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang. “Saya tidak sempat memberi tahu Kadiv Humas soal kondisi saya,” ungkap Bambang kepada Kastorius. Kapolri mengajak Kastorius bertemu dengannya pada Rabu (18/8/2010).
Staf Khusus Kapolri ini menegaskan, hubungan Kapolri dan Presiden baik-baik saja. “Tolong luruskan hal ini,” kata Kastorius.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang membantah berita yang beredar bahwa “hilangnya” Kapolri selama satu hari ini disebabkan kelelahan dan harus beristirahat di rumah.
“Enggak. Enggak. Pak Kapolri baik-baik saja. Beliau sehat,” kata Irjen (Pol) Edward Aritonang.
Polri juga tegas membantah bahwa Kapolri urung melantik lima pejabat baru di lingkungan Mabes Polri, salah satunya Kadiv Humas Polri, karena dia dipanggil Presiden. Adapun pemanggilan terjadi setelah seorang perwira tinggi Polri yang terseret mutasi berdasarkan keputusannya tidak dapat menerima keputusan itu.
“Enggak. Enggak ada itu. Enggak ada beliau dipanggil,” tuturnya.
Tanggapan Pendukung ABB
Dugaan sakit atas Kapolri yang sehari Jumat kemarin (14/08/10) menghilang, sempat tersebar di kalangan kaum pergerakan Islam Solo. Mereka justru berharap Kapolri sakit dan menyadari bahwa sakit itu adalah peringatan kepadanya atas penangkapannya terhadap ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Dalam acara malam keprihatinan yang diprakarsai oleh Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Solo Kamis dan Jumat malam, acara diisi dengan tausiah dan doa yang ditujukan kepada Kapolri dan Densus 88, dilanjutkan dengan tarawih berjamaah dengan pembacaan doa qunut nazilah serta doa melaknat Densus 88.
Seperti yang disampaikan Humas JAT tempo hari, Endro Sudarsono Spd, maksud acara ini adalah dalam rangka pembinaan rutin anggota JAT Solo dan tak lupa mendoakan Kaporlri Jendral Bambang Hendarso Danuri dan Kadensus 88 Tito Karnavian bermuhasabah atau intropeksi atas segala yang dilakukan dengan sadar menangkap dan menahan ulama sepuh KH Abu Bakar Ba’asyir menjelang Ramadhan 1431 H.
Menanggapi informasi sakitnya Kapolri, umat Islam Solo merasakan sedikit kegembiraan karena doa mereka dikabulkan.
Dan ketika ditanya perihal sakitnya Kapolri ini apakah disebabkan doa umat Islam di Indonesia yang menentang penangkapan ustadz Abu Bakar Ba’asyir ataukah faktor kebetulan belaka, Abdul Rochim Ba’asyir, bungsu Abu Bakar Ba’asyir memberikan tanggapan diplomatis.
“Wallahu a’lam. Semua hal yang ghaib adalah kewenangan Allah yang tidak dapat diketahui oleh manusia,” demikian tanggapan awal anak bungsu Abu Bakar Ba’asyir saat dihubungi Muslimdaily via ponsel.
“Namun, kami -umat Islam- meyakini bahwa doa seseorang yang sedang terzalimi adalah ijabah. Jarak antara doa orang yang terzalimi dengan Allah tidak terpisah oleh hijab. Sehingga doanya pasti langsung didengar Allah dan lebih cepat untuk terijabah,” tambahnya.
“Apalagi, doa-doa orang yang terzalimi di negeri ini atas tindakan-tindakan Polri dan aparat pemerintah secara umum tidak hanya kami (pendukung ABB_red) yang merasakannya. Ada korban tabung gas, korban aksi berlebihan Densus 88, korban korupsi para pejabat Polri pemilik rekening gendut, dan lain-lainnya. Jika sebanyak itu jumlah orang yang terzalimi, maka potensi terijabahnya doa-doa itu sangat besar,” ujarnya.
“Kami tidak meyakini adanya faktor kebetulan di dunia ini. Semua terjadi atas kehendak dan qodarullah yang tidak ada faktor kebetulan di dalamnya. Dan kami meyakini bahwa doa memiliki kekuatan!” tegasnya.
Iim, sapaan akrab Abdul Rochim, juga menghimbau umat Islam secara keseluruhan agar meningkatkan kualitas keimanan dan kualitas doa nya selama bulan Romadhon ini karena Romadhon adalah bulan yang sangat mulia untuk berdoa. Ia menghimbau agar umat Islam yang tengah berada dalam ombang-ambing kepentingan penguasa dan kerap dikorbankan berdoa untuk kekuatan dan kemuliaan Islam dan umat Islam. (muslimdaily/Kom).